|
PERPUSTAKAAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SAMARINDA REPOSITORY
|
Select Language
Simple Search
Advanced Search
License
This Software is Released Under GNU GPL License
Version 3.
indexed
Visitors
Statistic
|
Title |
Jurnal Farmasi Klinik Indonesia Vol 8 No 2 Juni 2019 |
Edition |
Vol 8 No 2 Juni 2019 |
Call Number |
|
ISBN/ISSN |
|
Author(s) |
|
Subject(s) |
farmasi
|
Classification |
|
Series Title |
|
GMD |
Karya Tulis Ilmiah |
Language |
Indonesia |
Publisher |
Universitas Padjajaran |
Publishing Year |
2019 |
Publishing Place |
|
Collation |
|
Abstract/Notes |
Abstrak
Konversi terapi intravena ke rute per-oral dengan memperhatikan perbaikan hemodinamik pasien dalam
48 jam dapat menghemat biaya pengobatan tanpa mengabaikan efektivitas terapi. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui pengaruh intervensi konversi antibiotik intravena ke rute per-oral terhadap outcome
klinis berupa lama rawat inap dan konversi angka leukosit pasien; outcome humanis berupa kualitas
hidup pasien (WHOQOL-BREF), dan outcome ekonomi berupa biaya antibiotik pasien. Penelitian ini
menggunakan desain kuasi-eksperimental dengan kelompok intervensi dan kontrol, single blind, tanpa
randomisasi. Subjek penelitian adalah pasien yang mendapatkan antibiotik seftriakson intravena yang
dirawat inap di bangsal penyakit dalam RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto selama bulan
September sampai Oktober 2017. Pasien intervensi mendapatkan intervensi berupa konversi antibiotik
lebih awal, yaitu 2 hari setelah diberikan antibiotik intravena. Dilakukan perbandingan lama rawat inap,
penurunan angka leukosit, biaya antibiotik, dan kualitas hidup pasien antara kelompok kontrol dan
intervensi menggunakan analisis statistik Mann-Whitney dan Independent t-test. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa dari 22 subjek yang terbagi dalam 6 pasien intervensi dan 16 pasien kontrol, terjadi
penurunan rata-rata lama rawat inap pasien intervensi dibanding kontrol 3,167:5 hari. Rata-rata biaya
antibiotik pada kelompok intervensi lebih rendah dibanding kelompok kontrol yaitu Rp73.886,8 dan
Rp173.091,125. Rata-rata selisih angka leukosit akhir pada pasien intervensi yaitu 218,33/mm3
, sedangkan
pada pasien kontrol 2.076.875/mm3
. Kualitas hidup yang dicapai pasien lebih tinggi pada pasien kontrol
(+6,6875) dibandingkan pasien intervensi (–1,33) walaupun perbedaan tersebut tidak berbeda signifikan
(>0,05). Konversi lebih awal seftriakson intravena menjadi sefiksim oral mampu menurunkan lama
rawat inap dan menurunkan biaya antibiotik yang dikeluarkan secara signifikan (0,017 dan 0,003).
Kata kunci: Konversi antibiotik intravena ke oral, outcome ekonomi klinis dan humanis (ECHO),
sefiksim, seftriakson |
Specific Detail Info |
|
Image |
|
File Attachment |
LOADING LIST... |
Availability |
LOADING LIST... |
|
Back To Previous |
|